Home » » BIOGRAFI IMAM AN-NASA'I

BIOGRAFI IMAM AN-NASA'I



Sahabat Wisnoe . . .
Lagi-lagi kita belajar kitab yuk, kali ini kita akan belajar kitab-kitab yang enam atau kutub al-sittah, diantaranya ialah sunan an-Nasa'i.


1.      Nama dan  Tanggal Lahir
Imam yang bergelar Abu Abd al-Rahman al-Nasa’i ini mempunyai nama lengkap imam Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahr bin Dinar. Beliau lahir pada tahun 215 H/ 830M di kota Nasa’, Khurasan, Turkmenistan[1]
Latar belakang kota Nasa’ ini sehubungan dengan sejarah penaklukan kota tersebut. Ketika pasukan Islam hendak menaklukkan kota Khurasan, mereka melewati desa ini, mereka hanya menemukan kaum wanita karena kaum lelakinya melarikan diri meninggalkan desa tersebut. Sehingga desa tersebut dikenal dengan sebutan Nasa’[2].
   Sejak usia kanak-kanak beliau sudah mulai menghafal al-Qur’an dan belajar ilmu agama di tanah kelahirannya tersebut. Di waktu usia 15 tahun beliau melakukan pengambaraan mencari hadis Nabi dan berguru kepada Qutaibah bin Sa’idal-Balkhi selama 1 tahun 2 bulan kemudian beliau pindah ke Mesir dan lama menetap disana.[3]
 Dalam buku Atlas hadis digambarkan pengembaraan Sang Imam dari tanah menetap di fustat, Mesir pindahma ke Damaskus dan wafat di Baitul maqdis, Ramalah, Palestina dan ada pendapat yang mengatakan di Makkah saat menunaikan ibadah haji.[4]
   Setelah menjadi ulama hadis, beliau mengajar hadis di Mesir, setahun sebelum beliau wafat, beliau pindah ke Damaskus, di kota inilah beliau menulis kitab fadhail Ali ibn Abi Thalib yang kontroversial dengan masyarakat Damaskus yang sering mencaci Ali. Masyarakat Damaskus. Beliau diminta menyebutkan keutamaan Muawwiyah, namun beliau tidak tegas menyebutkan kalau  beliau tidak mengetahui hadis Nabi yang menyebutkan keutamaan Muawwiyah. Beliau dipukuli oleh pendukung bani Ummayyah, beliau meninggal di Ramlah dan dimakamkan di Damaskus dan ada yang menyebut di Makkah antara safa dan Marwa tahun 303 H atau 915 M dalam usia 85/88 tahun[5].
2.      Sifat-sifatnya
Imam an-Nasa’i memiliki wajah yang tampan, kulitnya sawo matang dan berwajah oval, wibawa dan prestisenya tinggi[6]. Beliau tidak hanya ahli hadis namun juga ahli ibadah, beliau selalu mendirikan malam dan puasa Daud. Beliau juga melaksanakan haji setiap tahun. Imam an-Nasa’i juga ahli dalam peperangan, beliau ikut berjihad di Mesir.  Dan mengajarkan hadis Nabi kepada para prajurit Islam.
3.      Guru-guru dan Murid-muridnya
Guru imam an-Nasa’i sangat banyak sekali sebagaimana Imam bukhari yang tidak bisa disebutkan keseluruhan di makalah ini. Banyaknya guru beliau difaktori oleh kegigihan beliau mencari hadis Nabi ke berbagai daerah. Diantara guru beliau adalah:
Abu Daud Sajastani, Ishaq bin Rawaih, Hisyam bin ‘Ammar, ishaq bin Syahin, Basyar bin Mu’az al-‘Aqdi, Ziyad bin Ayyub, muhammad bin Manzur al-Makki, Isa bin Yunus bin al-Ramli, Mujahid bin MusaYahya bin Darasat al-Basri, Abbas bin Abdil  Azim al-Anbari, Abdul A’la bin Wasil Tamim bin al-Muntasir, Muhammad bin al-Nadr bin Muswwar, Suwaid bin Nasr, Utbah bin abdullah al-Halabi, Abi Qudamah Ubaidillah bin Sa’id, Sa’id bin Masruq al-kindi, dan sebagainya.


Adapun diantara murid-muridnya adalah:Abu Basyar al-Daulabi, Abu  Ja’far al-Tahawi Abu Ali Naisaburi, Hamzah bin Muhammad al-Kinani, Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin al-Haddad al-Syafi’i, Abdul Karim bin Abi Abdirrahman al-Nasa’i, Abu Bakr Ahmad bin Muhammad bin al-Sunni. Abul Qasim Sulaiman bin ahmad al-Tabrani, Muhammad bin Muawwiyah bin al-Ahmar al-Andalusi, Hasan bin Rasyiq, Muhammad bin Abdullah bin Hawaih an-Naisaburi, Muhammad bin Musa al-Ma’muni, dan Abyad bin Muhammad bin Abyad.
4.      Karya - Karyanya
Imam an-Nasa’i adalah ulama yang sangat produktif  baik  dalam bidang ilmu hadis, dan Fiqh. ‘Ajaj al-Khatib menyebutkan dalam bukunya “Ushul al-Hadis” bahwa imam al-Nasa’i mengarang lebih kurag 15 kitab dalam bidang ilmu hadis. Beliau adalah pakar ilmu hadis, ilmu jarh wa ta’dil , ilmu ‘ilalul hadis, serta ilm fiqh.Diantara karya-karya beliau yaitu:
a.       Al-Sunan al-Kubra
b.      Al-Sunan al-Sugra disebut juga kitab al-Mujtaba yang merupakan ringkasan kitab sunan al-Kubra
c.       Musnad Ali
d.      Musnad Malik
e.       Manasik al-Hajj
f.       Kitab al-Jum’ah
g.      Igrab Syu’bah ‘Ali Sufyan wa sufyan ‘Ali Syu’bah
h.      Khashaish Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah
i.        Fadhailu ash-Shahabah, kitab ini disusun agar tidak disangka penyebar isu bahwa tidak menyebutkan keutamaan muawwiyah, sebagaimana dikatakan kepada sahabatnya bahwa iya tidak pernah meriwayatkan dari Muawwiyah, tapi beliau tidak mencelanya[7].
j.        ‘Amal yaum wal Lailah

5.    Pandangan Ulama Hadis terhadap Imam al-Nasa’i
a.    Makmun al-Misri al-Muhaddis : imam al-Nasa’i  dipilih oleh imam-imam hadis lainnya sebagai pemimpin mereka dalam penaklukan Tharsus
b.    Al-Hafiz Abu Sa’id bin Yunus , al-Qasim al-mutarrir, dan murid beliau diantaranya: Abu bakr al-haddad al-Syafi’i, Abu Ali Naisaburi al-Hafiz mengagumi kepiawaian al-nasa’i di bidangnya, ilmu hadis
c.    Al-dar al-Qutni mengatakan bahwa imam al-Nasa’i didahulukan dalam bidang ilmu hadis pada masanya, diperkuat juga oleh pernyataan hamzah al-Sahm yang bertanya pada al-Dar al-Qutni tentang siapa yang lebih didahulukan antara Abdurrahman al-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah ketika keduanya sama-sama membacakan hadis, al-Dar al-Qutni menjawab :” tidak ada yang menyamai dan didahulukan daripada Abu Abdurahman (al-Nasa’i) dalam bidang ilmu hadis, tidak ada orang yang sewara’ beliau, syekh mesir paling pintar dan paling paham ilmu hadis di masanya.
d.    Al-Khalili mengatakan imam al-Nasa’i adalah seorang yang Hafiz mutqinun, diakui kekuatan hafalannya dan kepitarannya, dan pendapatnya sangat dihandalkan dalam ilmu jarh wa ta”dil.
e.    Az-Zahabi berkata bahwa imam al-Nasa’i adalah ulama yang terkumpul
padanya lautan ilmu, sangat kritis terhadap seorang rawi, mempunyai karangan yang sangat baik , para hafizh banyak mendatanginya.
Tidak ada diantara tiga ratus orang yang lebih hafal selain al-Nasa’i karena ia merupakan orang yang paling tajam pengetahuannya dalam bidang hadis, paling tahu mengenai cacat hadis dan perawi yang meriwayatkannya jika dibandingkan dengan Muslim,  Abu Daud, Abu Isa, serta beliau merupakan penolong bagi kesamaran dan ketidakjelasan yang ada pada al-Bukhari dan Abi Zur’ah.
Ibnu Kasir mengungkapkan bahwa imam an-Nasa’i adalah imam pada masanya dan orang paling utama dalam bidangnya[8].
Makalah ini ditulis oleh saudari Risa Farihatul Ilma.




[1] Syauqi Abu Khalil,”Atlas Hadis (Jakarta : Almahira, 2007),hlm.11
[2] Dosen tafsir hadis Uin Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadis,…..hlm.131
[3] Muhammad Muhammad Abu Zuhu, al-hadits wal muhadditsun aw “inayah al-Ummah al- Islamiyyahbi al-sunnah al-Nabawiyyah (Dar al-kitab al-“Arabi, 1984) hlm.358
[4] Syauqi Abu Khalil,”Atlas Hadis……………,hlm.11
[5] Dosen tafsir hadis Uin Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadis,…..hlm.. 132
[6] Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj.Khoirul Amru Harahab dan Ahmad Fauzan (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008) hlm. 353
[7] Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj.Khoirul Amru Harahab dan Ahmad Fauzan (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008) hlm. 354

[8] Dosen tafsir hadis Uin Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadis,…..hlm.. 137

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Entri yang Diunggulkan

SIDANG EMAS, DESA YANG PUNYA SEGALANYA

Sahabat Wisnoe ...... Pada kesempatan ini, Sabtu 21 Oktober 2017 pukul 10:42 kita akan membicarakan sedikit tentang desa kelahiran...

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.