SATU TAHUN ASRAMA BA'ALAWY DALAM KENANGAN


Sahabat Wisnoe . . . .

Sudah tidak terasa setahun pengabdian ini, susah senang di sini akhirnya dapat dilalui dengan lancar. Perjalanan yang melelahkan namun mengasyikkan, perjalanan yang membosankan namun penuh kenganan, semuanya terangkamum dalam kalaideskop perjalanan Asrama Ba'alawy berikut ini.





Asrama Ba'alawy adalah asrama pondok pesantren Qodratullah Langkan, terletak di sebelah rumah kabid Pemondokan putra. Asrama ini merupakan asrama lama yang dirilis ulang kembali. Dulu asrama ini hanya satu tingkat, kemudian asrama ini dijadikan dua tingkat oleh pimpinan pesantrennya.





Inilah Asrama Ba'alawy yang kami Maksud. Asrama yang baru ditempati ini sudah banyak sekali menyimpan berbagai kenangan, mulai dari cerita seramnya hingga cerita lucu dan sedihnya.


Kegiatan Manasik Haji atau lebih dengan "Haji Langkan" yang diikuti anak asrama Ba'alawy. Nampak di sana wajah-wajah yang tak berdosa dan masih kelihatan imutnya.

Kenang-kenangan dibelakang "Ka'bah Langkan", walau bukan ka'bah benaran, insya Allah suatu hari nanti kami pasti bisa ke "Ka'bah Mekkah" yang sungguhan.




Salah satu ruang belajar anak asrama Ba'alawy pon-pes Qodratullah Langkan, nampak dari wajah mereka terpancar cahaya keseriusan untuk mendalami agama Allah, yaitu agama Islam.





Suasana Kamar mandi asrama Ba'alawy ketika sore hari, walau harus mengantri, namun kami tetap semangat menunggu giliran.



Salah satu kegiatan malan asrama Ba'alawy atau lebih dikenal dengan "Diniyah Malam". Kegiatan ini dikerjakan setelah ba'da (sesudah) shalat maghrib, alhamdulillah dengan program ini lahirlah generasi Islam yang akan membawa perubaha (Insya Allah).


Kenangan-kenangan dengan Ust. Wisnu Saputra, S.Th.I (Alumni 2010), semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang sehingga dapat mengorbitkan generasi Islam yang yang modern dan handal dalam bidang agamanya.

WISATA ALAM DI DESA SIDANG EMAS



Sahabat Wisnoe . . . .
Pada hari ini kita akan berjalan-jalan ke negri yang indah, penuh panaraoma alam yang mengagumkan dan layak untuk dijadikan tempat merefreshkan otak, serta menghilangkan setres. Adapun tempat tersebut addalah Sidang Emas. Sidang Emas adalah sebuah desa yang terletak di ujung barat kabupaten Banyuasin, desa ini bertetanggaan dengan sebelah barat desa Tebing Abang dan Pengumbuk, sebelah timur desa Rimba Alai dan Ujung Tanjung, sebelah Selatan desa Sungai Sene dan Pagar Bulan, sebelah utara desa Galang Tinggi. Desa Sidang Emas dikenal indah, karena di desa tersebut terdapat berbagai macam bentuk wisata alam, diataranya Lebak Lebung Kapas, Lebak Brangmangkas, Sungai Musi, Sungai Pelawan, Puyang Andon, Masjid At-Taqwa.

Pertama, Lebak Lebung Kapas
Lebak Lebung Kapas adalah sebuah kawasan persawahan apabila pada musin sawah, dan akan menjadi rawa ketika musim hujan. Biasa lebak ini dijadikan tempat anak-anak bermain mandi ketika musim hujan. Adapun letak lebak ini terdapat di dusun lebung kapas, dusun satu desa Sidang Emas, posisi tempatnya diujung desa.


Kedua, Lebak Brangmangkas
Lebak Brangmangkas adalah sebuah wilayah persawahan dominannya, dan akan menjadi rawa ketika musim hujan, dan ketika dilihat dari awan maka kelihatan seperti waduk, karena posisi dari lebak ini ketika musim hujan akan tertutupi oleh genangan air, sehingga ia kelihatan seperti waduk atau rawa. Adapun letak lebak Brangmangkas ini di sebelah selatan desa Sidang Emas, bertepatan dengan kampung persawahan masyarakat.


Ketiga, Sungai Musi
Sungai Musi menjadi ikon di Palembang khususnya dan umumnya di Sumatera Selatan. Namun, Sungai Musi tidak hanya mengelilingi kota Palembang, tetapi juga wilayah-wilayah yang lainnya seperti di desa Sidang Emas. Di sebelah selatan desa Sidang Emas, terdapat juga sungai Musi, tidak berbeda dengan sungai Musi yang ada di Palembang, sungai Musi ini juga luas dan juga terdapat kapal ketek, kapal "Motor" dan sekoci yang menjadi alat tronsportasi andalan masyarakat sungai Musi. Adapun letak sungai Musi ini tepatnya di desa tetangga Sidang Emas, yaitu desa Sungai Sene.

Keempat, Sungai Pelawan
Sungai pelawan adalah nama sebuah rawa yang masih berbentuk hutan liar, karena disana konon menurut masyarakat terdapat ular besar, yang besarnya seperti pohon kelapa. Di Sungai Pelawan terdapat warisan-warisan masa lampau, seperti pohon-pohon yang besar, suasana hutan yang liar, dan kondisi hutan rambai atau rumbai yang indah. Letak Sungai Pelawan di sebelah barat desa Sidang Emas, tepatnya di dusun lorong B desa Sidang Emas.

Kelima, Puyang Andon
Puyang Andon adalah sebuah kawasan mistis dan angker kata masyarakt Sidang Emas, karena dikawan ini merupakan tempat jin membuang anak. Hampir setiap warga yang melewati kawasan ini akan mendengarkan suara-suara aneh, seperti suara kuntilanak. Kawasan Puyang Andon ini terdiri dari hutan-hutan terlarang dan ada satu kuburan, dan konon kuburan itu berasal dari orang luar desa yang meninggal di desa itu katanya. Letak Puyang Andon di sebelah timur desa Sidang Emas, tepatnya dibelakang dusun Lebung Kapas.

Keenam, Masjid al-Taqwa
Masjid al-Taqwa adalah sebuah masjid pertama yang ada di desa Sidang Emas, konon cerita, dibawah masjid ini terdapat kepala naga emas yang menjadi legenda tersohor di kabupaten Banyuasin. Dan di kawasan masjid inilah asal-usul nama desa Sidang Emas terbentuk. Masjid ini sebagaimana bentuk-bentuk masjid pada umumnya, namun pada periode pertama pembangunannya masjid ini masih terlihat kuno, sekarang masjid ini sudah direnovasi dan bentuknya sekarang seperti masjid-masjid di Indonesia. Adapun letaknya di tengah desa Sidang Emas.


BANYUASIN TAK SEDULANG TAK SETUDUNG


Sahabat Wisnoe . . . .
Pada hari ini kita akan berkicauria mengenai kabupaten Banyuasin, yaitu kabupaten yang baru baligh, yang terlahir dari pasangan Musi dan Banyuasi (MUBA). 12 tahun dari kelahirannya sampai sekarang kabupaten tak ada hal yang penting dilakukan oleh pemerintahnya, juga tidak ada inprastruktur masyarakat yang yang bisa digunakan untuk kepentingan bersama, juga berbagai macam bentuk penyelewengan juga kerap dijadikan hajatan bersama. Istilah Banyuasi sedulang setudung hanya sebagai slogan, kata-kata mutiara yang bersampingan dengan kata Banyuasin.

Banyuasin sedulang setudung, sebenarnya memiliki pengertian yang sangat luas, tidak hanya diartikan sedulang itu dengan senampan atau pun sewadah, tetapih lebih luas dari situ, sedulang adalah serumpun, setempat, setanah, sedaerah, sekabupaten, dan se-se yang lainnya. Disebut sedulang karena kita satu daerah yang berdomisili yang sama, yaitu daerah kabupaten Banyuasin. Setudung adalah seatap, selangit dan lainnya. artinya setudung jika dipahami lebih luas lagi bahwa masyrakat Banyuasin itu sama dengan masyarakat Banyuasin yang lainnya, tidak ada yang membedakan ras Sidang Emas, ras Galang Tinggi, ras Tebing Abang, ras Pengumbuk, ras Rimba Alai, ras Ujung Tanjung, Sukajadi, Langkan, Sembawa, Betung, Paldas dan wilayah-wilayah Banyuasin lainnya. Jika kita simpulkan bahwa slogan Banyuasin sedulang setudung itu hampir sama maknanya dengan kata-kata sang proklamator bangsa, Bung Karno, yaitu dimana bumi ditempati, disitu langit di junjung.

Namun kenyataannya slogan itu tidak demikian, slogan yang manis dan mengesankan itu hanya menjadi pajangan dan spanduk poster, slaogan itu hanya berlaku bagi Inoed dan aparat pemerintahannya. Rakyat kecil yang seharusnya harus disedulangi dan disetudungi, malah dibiarkan dan ditelantarkan. Suara-suara rakyat hanya dijadikan angin lalu, saran-saran orang bijak hanya dijadikan petuah belaka dan yang lebih menyedihkan lagi kekacauan terus merajalela dan telah mendarah daging sendiri. Pantaskan kabupaeten yang kaya raya dengan alam dan suber daya manusianya ini disebut sedulang setudung? jika kita lebih mengamati lagi dan berkhayalria, maka kata sedulang setudung itu pantas disematkan kepada Banyuasin, namun secara realita dan faktanya tidak sesuai dan perlu dikaji ulang. Yang pantas disandingkan dengan kata Banyuasin sekarang adalah tak sedulang dan tak setudung. Namun, kami tak mau kabupaten tercinta ini disandingkan dengan kata demikian, karena kami benar-benar cinta tanah air kami dan kami sangat menghormati bangsa leluhur kami, namun apala daya jika kenyataan dan faktanya demikian, semua dikarenakan oleh tangan-tangan manusia yang tak bermoral dan beradab yang mencoba mengatur wilayah kita sekendak perut mereka.

Semoga semua ini ada hikmahnya, karena kejadian serta fakta yang telah berlalu ini tidak boleh kita biarkan terus berkembang dan merajalela, harus ada fakta baru demi kemajuan, harus ada perubahan demi kemashlahatan, dan harus ada yang baru demi terciptanya masyarakat madani, makmur, aman, dan berkepribadian. 
Demikianlah sahabat Wisnoe . . . .  
Nostalgia waktu mengikuti acara MTQ Tingkat Kecamatan Banyuasin III, Kab. Banyuasin

BANYUASIN KABUPATEN "SEKARAT"


Sahabat Wisnoe....
Pada malam ini kita akan membahas mengenai kabupaten Banyuasin, sebuah kabupaten anak tiri yang sedang mencoba untuk merangkak dan merangkak. Dikatakan kabupaten anak tiri karena kabupaten ini dipimpin oleh seorang "raja" yang dari dulu sampai sekarang dipimpin oleh bukan asli anak daerahnya. Tidak tahu! apa yang membuat anak derah kabupaten ini pakum, diam dan tidak bersatu dalam membangun daerah. Mungkin sudah lamanya dinasti "Inoed" yang telah mempengaruhi rakyat, sehingga rakyat hanya manggut-manggut saja, dan hanya memasrahkan kepemimpinan kepada orang yang bukan dari tanah kelahirannya.

Judul diatas sekiranya mempresentasikan betapa bobroknya kabupaten diatas, selama 10 tahun bupatinya memimpin, hingga sekarang turun lagi keanaknya, blom ada pembangunan yang signifikan yang terjadi di desa dan wilayah kabupaten itu. Jalan desa rusak berat, fasilitas infrastruktur cuma buat para penguasa, pengangguran pun merajalela, serta kriminalitas yang tak mampu lagi ditampung oleh media. Sungguh sangat mengenaskan nasib kabupaten ini, "sekarat" dalam keadaan hidup tidak, matipun tak mau. Sungguh tragis dan mengenaskan nasibnya, Kabupaten yang kaya raya dan SDM-nya pun tidak dapat dibilang sepele, namun apa daya jika kabupaten sebesarnya harus sekarat diumurnya yang muda. Semoga ada anak daerah yang benar-benar mengetahui daerah ini nantinya berusaha mendirikan "anak kecil ini" dan membuatnya berjalan demi kemajuan kabupaten ini.

Namun kita tidak bisa menengoknya dari sisi negatif saja, masih banyak kebaikan-kebaikan yang ada didalam kabupaten ini, karena kami yakin bahwa anak daerah tidak akan membiarkan orang lain mencuri dari tanah kelahirannya. Kami yakin tidak akan mungkin anak daerah akan mencuri di dalam rumahnya sendiri, namun apabila hal itu terjadi maka kata "sekarat" pantaslah kita sematkan kepada negara ini.Semoga opini kami ini hanya celotehan saja, dan tidak seburuk yang kami perkirakan. Namun, walaupun hal ini tidak seburuk yang kami perkirakan, namun hal itu kami yakin hal itu ada yang melakukannya, walau yang melalukannya tidak banyak, namun dari yang sedikit inilah akan dikhawatirkan menyebarkan virus yang berbahaya ini kepada pihak yang lemah mentalnya. 

Demi kebaikan kabupaten yang tercinta, semoga pemimpin kabupaten ini lebih baik dari pemimpin kemarin. Dan harapan besar dari rakyatnya semoga dapat direalisasikan oleh pemimpinnya dan aparat pemerintahannya.

BUTIRAN MUTIARA DARI DESA SIDANG EMAS


Sahabat Wisnoe. . . .
Pada kesempatan ini kita akan membicarakan sedikit tentang tanah kelahiranku, desa Sidang Emas, kec. Banyuasin III, kab. Banyuasin, Sum-sel. Pembicaraan kita pada hari ini hangat-hangat dingin, karena topik yang kita angkat adalah mengenai sebuah desa dan SDM-nya yang luar biasa. 

Kebanyakan pemimpin yang merakyat berasal dari desa, mungkin kata-kata itu tidak salah dan sangat tepat untuk saat ini, karena hal itu tidak saja menjadi slogan ataupun kata mutiara, melainkan sudah banyak bukti dan fakta yang dapat kita lihat, sebut saja Jokowi (Gubernur DKI Jakarta), Dahlah Iskan (Mentri BUMN dan pemilik JAWA POS) dan Chairul Tanjung (Pemilik Bank Mega dan TRANS) dan masih banyak yang lainnya. Mereka semua adalah dari desa, dinamika mereka sekarang sangat digandrungi di dunia politik nusantara, karena mereka tahu bagaimana keadaan rakyat dan bagaimana hati nurani rakyat.

Beralih dari mereka semua, sekarang kita beralih ke desa Sidang Emas. Sebenarnya desa Sidang Emas juga memiliki talenta-talenta yang luar biasa sebagaimana para pemimpin dari desa di atas. Hal ini tampak dari anak-anak desanya yang memiliki daya juang dan prestasi tinggi. Menurut cerita masyarakat sana bahwa banyak anak-anak desa yang mendapatkan beasiswa di berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh nusantara. Baik perguruan tinggi yang berbasik agama, umum atau pun yang lainnya. Tidak hanya sampai disitu, berbagai bentuk prestasi juga pernah diaraih anak desa di bidang berbagai bidang, seperti agama, umum, seni budaya dan lainnya.

Namun hal demikian hanya sebagain, karena ada juga sebagian anak-anak di desa yang tidak mengenyam pendidikan, pengangguran dan hidup abnormal. Semua itu sepenuhnya bukanlah salah mereka, karena mereka masih dalam proses, dan kita juga tidak bisa menyalahkan orang-orang terdekat mereka karena orang-orang terdekat mereka pun sudah berusaha untuk mereka. Namun sebagai anak daerah saya memiliki opini bahwa yang perlu disalahkan adalah pihak pemerintah yang kurang perhatian dengan pendidikan. Padahal pendidikan merupakan potensi besar untuk memajukan sebuah daerah, namun apalah daya bila anak mudanya tidak mengenyam pendidikan, maka hancurlah suatu daerah tersebut, dan paling menghawatirkan lagi apabila anak yang tidak mengenyam pendidikan tadi juga mempengaruhi mereka yang berpendidikan dan yang berpendidikan pun terpengaruh. Maka sudah bisa dibilang "pasti" bahwa daerah tersebut akan hancur dengan sendirinya.

Belajar dari pengalaman, mungkin kata-kata itulah yang akan membangkitkan nafsu para pemuda untuk belajar dan kembali mengenyam pendidikan. Belajar dari orang jaman dulu, yang kerjaannya setiap hari hanya bergelut dengan pahat karet dan batangnya. Belajar dari pengalaman orang tua, karena nasehat mereka merupakan masa depan yang cerah bagi anak bangsa. Desa sidang Emas bisa menjadi desa tauladan, apabila mutiara yang terpendam ini sama-sama kita didik dan dipelihara dengan sebaik-baik mungkin, bukan tidak mungkin ke depan kita akan melihat darah daging, anak daerah sidang emas menjadi pemimpin nasional. Semoga demikian, mari harapan-demi harapan kita impikan demi masa depan yang gilang gemilang.

Demikianlah sedikit curhat tentang mutiara yang terpendam di desaku. Semoga bermanfaat.

HIDUP MERUPAKAN PROSES


Sahabat Wisnoe . . . .
Hidup di dunia ini hanyalah sementara, kenimatan dunia yang kita rasakan saat ini bukanlah apa-apa bila dibandingkang dengan akhirat sana yang kenikmatannya tak akan pernah habis.

Karena hidup merupakan suatu usaha yang tak satupun manusia dapat mengetahuinya kecuali Tuhan yang Maha  Tahu. Oleh karenanya, sebagai manusia yang bisa berusaha, maka hal itu menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk melakukan yang terbaik untuk meraih kesuksesan. Banyak diantara mengidam-idamkan kehidupan yang serba instan, sehingga perjuangan yang dirasakan tidak terasa. Namun ingat! hidup instan hanya ada dalam kemasan bungkus, karena instan itu sendiri tidak akan kekal. Orang-orang yang menghalalkan berbagai macam cara untuk hidup instan, maka kenikmatan yang didapatnya tidak akan lama, karena ingat! bahwa hidup itu adalah perjuangan dan proses, jadi kekayaan, kenikmatan dan kejayaan biarlah tuhan yang tahu, karena tugas manusia sesungguhnya adalah berjuang, kalah menang adalah urusan Allah SWT.

Semoga kita lebih giat lagi dalam berjuang dan berusaha. Yakinkan dengan berusaha sebaik mungkin dan serahkan semua kepada ilahi. Halalkan rizki yang dicari dan niatkan semuanya karena ibadah, insya Allah akan menjadikan kenikmatan yang tak tertandingi dalam kehidupan kita. Semoga kalimat singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Amien...ya Rabbal 'alamin . . .


Total Tayangan Halaman

Entri yang Diunggulkan

SIDANG EMAS, DESA YANG PUNYA SEGALANYA

Sahabat Wisnoe ...... Pada kesempatan ini, Sabtu 21 Oktober 2017 pukul 10:42 kita akan membicarakan sedikit tentang desa kelahiran...

Diberdayakan oleh Blogger.