Sahabat Wisnoe....
Pada malam ini kita akan membahas mengenai kabupaten Banyuasin, sebuah kabupaten anak tiri yang sedang mencoba untuk merangkak dan merangkak. Dikatakan kabupaten anak tiri karena kabupaten ini dipimpin oleh seorang "raja" yang dari dulu sampai sekarang dipimpin oleh bukan asli anak daerahnya. Tidak tahu! apa yang membuat anak derah kabupaten ini pakum, diam dan tidak bersatu dalam membangun daerah. Mungkin sudah lamanya dinasti "Inoed" yang telah mempengaruhi rakyat, sehingga rakyat hanya manggut-manggut saja, dan hanya memasrahkan kepemimpinan kepada orang yang bukan dari tanah kelahirannya.
Judul diatas sekiranya mempresentasikan betapa bobroknya kabupaten diatas, selama 10 tahun bupatinya memimpin, hingga sekarang turun lagi keanaknya, blom ada pembangunan yang signifikan yang terjadi di desa dan wilayah kabupaten itu. Jalan desa rusak berat, fasilitas infrastruktur cuma buat para penguasa, pengangguran pun merajalela, serta kriminalitas yang tak mampu lagi ditampung oleh media. Sungguh sangat mengenaskan nasib kabupaten ini, "sekarat" dalam keadaan hidup tidak, matipun tak mau. Sungguh tragis dan mengenaskan nasibnya, Kabupaten yang kaya raya dan SDM-nya pun tidak dapat dibilang sepele, namun apa daya jika kabupaten sebesarnya harus sekarat diumurnya yang muda. Semoga ada anak daerah yang benar-benar mengetahui daerah ini nantinya berusaha mendirikan "anak kecil ini" dan membuatnya berjalan demi kemajuan kabupaten ini.
Judul diatas sekiranya mempresentasikan betapa bobroknya kabupaten diatas, selama 10 tahun bupatinya memimpin, hingga sekarang turun lagi keanaknya, blom ada pembangunan yang signifikan yang terjadi di desa dan wilayah kabupaten itu. Jalan desa rusak berat, fasilitas infrastruktur cuma buat para penguasa, pengangguran pun merajalela, serta kriminalitas yang tak mampu lagi ditampung oleh media. Sungguh sangat mengenaskan nasib kabupaten ini, "sekarat" dalam keadaan hidup tidak, matipun tak mau. Sungguh tragis dan mengenaskan nasibnya, Kabupaten yang kaya raya dan SDM-nya pun tidak dapat dibilang sepele, namun apa daya jika kabupaten sebesarnya harus sekarat diumurnya yang muda. Semoga ada anak daerah yang benar-benar mengetahui daerah ini nantinya berusaha mendirikan "anak kecil ini" dan membuatnya berjalan demi kemajuan kabupaten ini.
Namun kita tidak bisa menengoknya dari sisi negatif saja, masih banyak kebaikan-kebaikan yang ada didalam kabupaten ini, karena kami yakin bahwa anak daerah tidak akan membiarkan orang lain mencuri dari tanah kelahirannya. Kami yakin tidak akan mungkin anak daerah akan mencuri di dalam rumahnya sendiri, namun apabila hal itu terjadi maka kata "sekarat" pantaslah kita sematkan kepada negara ini.Semoga opini kami ini hanya celotehan saja, dan tidak seburuk yang kami perkirakan. Namun, walaupun hal ini tidak seburuk yang kami perkirakan, namun hal itu kami yakin hal itu ada yang melakukannya, walau yang melalukannya tidak banyak, namun dari yang sedikit inilah akan dikhawatirkan menyebarkan virus yang berbahaya ini kepada pihak yang lemah mentalnya.
Demi kebaikan kabupaten yang tercinta, semoga pemimpin kabupaten ini lebih baik dari pemimpin kemarin. Dan harapan besar dari rakyatnya semoga dapat direalisasikan oleh pemimpinnya dan aparat pemerintahannya.
Hemmmm ada benarnya juga apa yang anda tulis ini, karena saya sendiri dari orang banyuasin kec. Pulau rimau, desa Sendamukti sudah bertahun2 kami merasakan sulitnya jalan yg kami tempuh. Kalau dilihat dari penghasilah banyuasi termasuk hebat. Tapi kenapa infrastruktur masih begitu menyedihihkan.
BalasHapus