Sahabat Wisnoe......
Pada kesempatan ini, Sabtu 21 Oktober 2017 kita akan
membahas tentang mencari sosok pemimpin yang pantas untuk kabupaten Banyuasin
pada periode 2018-2023 nanti. Sekarang ini ada beberapa figur bakal calon
(Balon) Bupati yang bertebaran disamping jalan raya yang menghubungkan gerbang
masuk kabupaten Banyuasin sampai perbatasan dengan kabupaten tetangganya. Tidak
tanggung-tanggung, pada periode ini yang bakan menjadi calon Bupati tidak hanya
diisi oleh kalangan politikus saja, para kiayi, sesepuh Banyuasin pun ikut
meramaikan perburuan menjadi orang nomor satu di kota sedulang setudung
tersebut. Namun pada kesempatan ini, para calon sepertinya didominasi oleh
generasi tua, sangat sedikit calon yang berasal dari generasi muda. Adapun
calon-calon tersebut diantaranya, Ir. Supriono (Plt. Bupati Banyuasin
Sekarang), Askolani, SH (Ketum PDIP Kab. Banyuasin dan wakil Ketua DPRD
Banyuasin), Arkoni, SH (Ketum Hanura), Buya H. M. Husni Thamrin (Pimpinan
Pesantren Qodratullah Langkan), Karyono (Mantan Anggota DPRD Kab. Banyuasin),
Agus Yudiantoro (Mantan Camat Banyuasin III dan Kepala Dinas Perdagangan Prov.
Sum-Sel), Ir. Syahril Paringan (Mantab Sekda Banyuasin),Hazuar Bidui (Mantab
ketua IKBA) dan masih banyak yang lainnya.
Berbicara tentang Banyuasin tidak akan pernah habisnya,
karena kabupaten yang katanya merupakan kabupaten dengan lumbung padinya
provinsi Sumatera Selatan ini sangatlah luas dan memiliki potensi yang sangat
menggiurkan untuk diselewengkan jika dikendalikan oleh orang yang tidak tepat.
Walaupun dikenal luas dan memiliki berbagai potensi untuk menjadi kabupaten
unggulan, namun nasib kabupaten ini tidaklah seluas dan potensi yang
dimilikinya. Sejak berdiri hinggal lebih kurang 15 tahun umurnya sekarang,
kabupaten ini belum bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Sejak dipimpim oleh
Amirudin Inoed dan Turun ke anaknya, Yan Anton Ferdian, SH (yang sekrang
menjadi tersangkat KPK), kebrobrokan demi kebobrokan terus terjadi di kabupaten
yang sedang ABG tersebut. Korupsi terjadi disetiap lini, sogok menyogok telah
menjadi makanan pegawainya setiap hari, kondisi jalan yang rusak, pengangguran
telah menjadi pekerjaan rakyatnya, narkoba berserakkan disetiap desa dan
tingkat kesejahteraan rakyatnya sangat dibawah tingkat kewajaran. Yang kaya
semakin kaya dan yang miskin tambah menjadi, mungkin lagu Rhoma Irama ini
sangat pantaslah untuk disematkan kepada kabupaten Banyuasin saat ini.
Dari berbagai persoalan diatas, tentu untuk kedepannya
Banyuasin harus memiliki pemimpin yang dapat membuat perubahan layaknya
Presiden jokowi, ataukah Walikota Bandung Ridwan Kamil, atau juga sosok wanita
kuat dan tegas seperti Walikota Surabaya, Risma, ataukah Gubernur NTB KH.
Zainal Majdi. Dari sekian banyak calon bupati Banyuasin, rasanya sulit untuk
membandingkan bahkan mensejajarkan para kandidat diatas untuk disamakan dengan
para tokoh yang telah menjadi panutan Jutaan orang tersebut. Sebut saja Plt.
Bupati Banyuasin sekarang, bapak Ir. Supriono, dari segi konstitusi dan politik
mungkin dapat dipastikan beliau akan memenangkan dengan mudah pertarungan
menjadi Bupati kali ini, karena faktor yang membuat beliau bisa sedikit
berjumawa ialah karena jabatan beliau sekrang yaitu Bupati Banyuasin, tentu
segenap masyarakat sudah mengenalnya. Namun untuk urusan popularitas, rasanya
Buya HM. Husni Thamrin masih mendominasi dan boleh dikatakan unggul, karena
asam garam beliau hidup di kabupaten Banyuasin dan sosok beliau yang dikenal
dengan kiayi, serta pimpinan pesantren Qodratullah, tentu hal ini menjadi modal
utama beliau mencalonkan diri menjadi Bupati Banyuasin. Namun, Askolani, SH
janganlah dipandang sebelah mata, jabatan beliau di DPRD Banyuasin yang menjadi
wakil DPRD Banyuasin serta menjadi Ketua Umum partai moncong putih PDIP, hal
ini mengindikasikah bahwa kekuatan politik beliau sangatlah kuat. Para kiayi,
tokoh adat dan tokoh masyarakat bergerak positif sepertinya bakal mendukung
calon yang satu ini. Bagaimana dengan calon lainnya? Tentu calon lainnya akan
memiliki setartegi yang berbeda juga, sebut saja dengan Agus Yudiantoro dengan
blusukan manten, atau Arkoni dengan sebar-sebar program unggulan, atau Saipul
Bahkri dengan spanduknya yang bertebaran di hampir seluruh kawasan wilayah
Banyuasin.
Dari sekian calon diatas, menurut penulis belum ada calon
yang benar-benar ingin memperjuangkan rakyat untuk disejahterakan (mohon maaf).
Hal ini dibuktikan dengan gerak gerik calon yang hanya turun ke desa-desa
apabila mereka ingin mencalonkan diri saja. Ketika turun ke desa-desa pun
mereka bukan menanyakan permasalahan serta hal-hal yang menjadi kendala
masyarakat, mereka malah berkampanye meminta untuk dipilih di KPU nantinya,
namun ironisnya setelah mereka jadi mereka lupa dengan janji kampanye mereka.
Hal inilah yang sekarang dialami oleh bakal calon Bupati Banyuasin ke depannya.
Belum pernah terdengar oleh penulis calon Bupati yang memiliki program unggulan
dan itu telah dijalankan olehnya sebelum mencalonkan diri, mungkin program
tersebut seperti Indonesia Mengajar milik Anies Baswedan, atau Sandiaga Uno
dengan OKCK. Turun kelapangan dan menanyakan permasalahan masyarakat memanglah
penting untuk menjadi seorang pemimpin dan menyelesaikan permasalah tersebut
sebelum mencalonkan diri sebagai pemimpin, karena masyarakat tak perlu dengan
pemimpin yang hanya mengubar janji dan janji. Masyarakat hanya butuh pemimpin
yang dapat memberikan perbuahan kepada masyarakat layaknya super hero baik
ketika ia menjadi seorang pemimpin ataupun tidak. Menurut penulis yang
dibutuhkan Banyuasin kedepannya ialah sosok pemimpin yang berenergi, inovasi,
dan berani mengubah sistem pemerintahan yang lebih baik lagi untuk kabupaten
Banyuasin. Wallahu A’lam
Label:
Hikmah